Mr. RIUS
Sunday, December 21, 2014Senyum itu datang lagi. Pada sebuah wajah yang sangat ku rindukan. Aku tak tahu ini rindu atau bukan. Ah, terlalu dini untuk menyebut perasaan aneh ini rindu. Bahkan aku tak yakin kerandoman perasaan ini terlalu dini. Ku kira aku telah memupuknya sedari lama. Hanya saja tak pernah berkembang karena jarang disiram, hanya ku kagumi saja ia. Jadinya, aku sering main ke rumah tetangga karena rumputnya yang hijau, rumputku jarang disiram sehingga tak terlihat indah. Rumput tetangga itu sering menggodaku untuk bermain-main dengannya, beda dengannya yg hanya diam bila tak ku perhatikan. Ah, tapi lama-lama aku bosan dengan rumput tetangga ini. Mereka indah tapi banyak di pasaran. Belakangan rumputku ini menarik perhatianku lagi, indahnya masih. Kagumku akannya pun masih. Kali ini tak hanya ku kagumi saja ia, aku mulai memberanikan diri untuk mengajaknya bercerita. Ku siram ia, hingga tumbuh indah melebihi si rumput tetangga itu. Aku bahagia. Rumput ini mahal, ia berbeda dengan yang lainnya. Rumput ini, ah, mungkin sebentar lagi akan tumbuh subur di halamanku. Di halaman hatiku. Tapi, itupun bila ia tak bosan meminum air dari sumurku setiap pagi. Bila ia tak ingin tumbuh di tempat lain karena ku rawat ia dengan cara yang membosankan. Aku bunga, akan tetap tumbuh bila kau pun tumbuh. Karena apalah artinya indahku bila tak ada hijaumu. Kita tumbuh bersama rasa yang tak kita tahu bernama apa.
0 komentar