Kemelut dalam kalut

Saturday, May 03, 2014

Ini bukan soal memilih,
Ini soal keyakinan.
Ketika keyakinan terombang-ambing,
Mana yang harus ku percaya.

Memilihnya akan lebih baik,
Baik untuk tahun-tahun setelahnya
Bahkan mungkin untuk setelahnya lagi.
Otakku yang mengatakannya.
Tapi hei, realistis itu halal.

Memilihnya pun akan lebih indah,
Indah untuk kenyamanan jiwaku.
Jiwaku yang memang telah terkontaminasi jiwanya.
Hatiku bilang begitu.

Kalut

Yang telah tercerahkan,
Datang beriku pencerahan.
Dia berkata: Ikuti saja kata hatimu

Ya, memang itu yang sedang ingin kulakukan.
Tapi ragu.
Ragu akan jalan yang kan kupilih ini

Akhirnya ku memilih
Memilihnya
Kemudian bencana itu datang
Menjadi kemelut
Si otak tertawa diatas kemelut
Semakin kalut
Si hati merasa tersalahkan
Semuanya selesai
Tak akan ku indahkan lagi indahmu
Wahai hati, kau palsu

Sekarang hitam
Tiada lagi bercak-bercak putih itu
Lenyap
Pergi dimakan jenuh

posted from Bloggeroid

You Might Also Like

0 komentar

Labels

Followers