Life Happens!

Friday, January 31, 2014

Tanpa saya sadari usia saya kini is about to be 20 my age, tapi kok ya masih aneh aja gitu klo denger temen yg seangkatan nikah, punya baby, and they have no time for ya sekedar ngumpul bareng ma temen lama. Satu alasan ampuh adalah mereka pindah tinggal ke tempat nan jauh disana ngikutin pasangan halal mereka. Ya, life happens to them.

Harusnya cerita semacam itu gausah dibikin aneh mengingat usia kami yang udah masanya, tapi bakalan jadi aneh dan unbelievable banget ketika inget kepopuleran "mereka" dimasa lampau. Disaat saya yang dengan begonya selalu mengidolakan dan bermimpi menjadi bagian dari mereka. Dan saya dengan kampretnya belum menceritakan siapakah mereka? yg jika diterjemahin kedalam mother languange saya, ehem, adalah.. who are they? Atau mungkin lebih tepatnya, who were they? Because we're gonna talking about they past.

Jamannya SMP atau SMA pasti adadeh tiap angkatan tuh yg namanya geng popoler disekolahan yg gengges abis dan membernya kece badai. Saya sangat menyayangkan mengapa istilah cabe-cabean baru populer saat ini, kemana istilah itu waktu saya berusia 12 tahun dan menganggap cewe cabe-cabean itu keren? Kemana?

Oke lupakan tentang cabe-cabean~ kenapa ya some high school students are obsessed to being popular in their school? Satu pertanyaan besar dalam hidup saya selain "makan apa ya sangkuriang sampe bisa nendang perahu dan jadi gunung?" Adalah.. Is popularity in our high school affect our life next six years? Jawabannya bisa iya, bisa tidak dan bisa jadi. But I'm talking about popularitas dalam pergaulan not popularitas dalam belajar.

Mungkin buat sebagian anak sekolahan termasuk saya dulu, jadi cewe populer tuh keren banget, mau punya pacar tinggal milih didaftar antrian, bisa ngebully temen sekelas, ade kelas, dan temen seangkatan lainnya tanpa takut, yg namanya the power of "gue yg paling populer disini, berani lo ma gue? Kalahin dulu kepopuleran guweeeh!".
Mungkin rada-rada kesinetron-sinetronan ya ini-___-

Jadi gini deh, dulu waktu saya masih smp masih unyu-unyu dan belum ternodai oleh polesan bedak dan lipstik dan syahrini blm punya bulu mata anti badai dan lagunya gak laku-laku, makanya saya tidak mengidolakannya, saya lebih mengidolakan temen seangkatan saya si Junarti. Menurut saya dia adalah wanita terkeren dan termaco versi on the spot, saya selalu ingin menjadi seperti dia dan ingin bergaul dengan dia walaupun jadi kacungnya tapi dia tak pernah melirik saya mungkin karena saya belekan :( FYI, dia juga the most wanted girl pada masanya laki mana yg gak kepincut ma dia, sedangkan saya laki mana yg gak ilfil liat cewe rambut cepak dekil jarang mandi kayak gitu. Tragisnya hidup.

Ceritanya kita pernah ikutan satu ekstrakulikuler bareng, ekskulnya tuh semacam bela diri gitu, karena saya terobsesi untuk menjadi superhero seperti Saras 008, dan saya berkesempatan untuk membuktikan bakat superhero terpendam dalam diri saya itu setelah dilatihan pertama itu si pelatih ekskul nyuruh saya kedepan buat tanding sparing sama.. lo tau siapa? Juniarti guyss!!! Ini adalah kesempatan saya buat nunjukin ke semua orang bahwa saya lebih maco dari si Juniarti cabe-cabean itu. Semangat dalam diri saya menggebu, api membara menyelimuti tubuh saya seakan saya adalah sun goku yg siap mengkamehameha si Juniarti. Juniartipun memakai pelindung badan dan sorak sorai para laki dan para bedebah menyebut namanya dan menyemangatinya, satu2nya yg menyemangati saya dengan gordesnya adalah 5 orang teman setia dan nonpopuler saya.
Sewaktu sparing dimulai, saya berharap saras 008 datang dan merasuki diri saya, tapi ternyata tidak, Juniarti dengan brutalnya memukul2 dada saya dan saya nangis manggil mama. Udah.

Singkat kata, saya gapernah temenan deket sama Juniarti setelah akhirnya kita lulus, masuk SMA yg berbeda dan saya gak tau lagi kabar tentang dia. Hingga akhirnya, jejak mayanya ditemukan. Secara tiba2 ada akun fb yg nge-add fb saya dan sumpedeh alay bingit namenya, klo ga karna mutual friendnya banyak sih ogah saya sekedar liat profilnya doang pun. Pas diliat koleksi fotonya... jeng jeng... omaygat. Is it she?

Dari foto profil juga udah keliatan bedanya dia dulu ma sekarang, ekspresi muka yg keliatan ada beban yg ditanggung disana juga senyum yg gak semanis dulu lagi. Saya terus kepoin album fotonya dan gak ada satupun foto maconya saya temukan. Yg ada hanyalah ekspresi senyum terpaksa. Hingga dalam suatu album saya liat.. aah she already married.

Penasaran, saya mulai memberanikan diri buat ngechat dia dan basa-basi busuk nanya kabar, sumpeh responnya dingin parah, but she simply told me what happen to her life. And ya, I see, that's life. The "real" life already happens to her since four years ago.

Sebenernya emang ada beberapa member geng populer yg begitu, but I personally can't believe that shit happens to her, and her tragic life that I can't tell you here. Saya gak bilang kalo saya lebih baik dari dia disini, mungkin saya hanya sedikit lebih beruntung dalam hal tidak mengalami apa yg dia alami saat ini. Tapi disisi lain saya iri sama keberanian dia yg diusia yg sama kayak saya dia telah berani ambil resiko buat masa depannya, dan mengalami bagaimana hidup itu  sesungguhnya, but me, 20th years old and still in prison.

In the end, people that you meet right now won't care anymore about your life some next years, they maybe forget you, so why spend your three years to be being "the most wanted" people and thinking you are the queen? They will forget you, and have their own life.

posted from Bloggeroid

You Might Also Like

0 komentar

Labels

Followers